MUA'ALLIM ASWAJA

MUA'ALLIM ASWAJA
MI.I'ANATUTHALIBIN ISLAMIC ELEMENTARY SCHOOL

KAPITA SELEKTA

KAPITA SELEKTA
BEBAS BIAYA OPERASIONAL

10/06/2019



PAKAR TEHNOLOGI MUSLIM
Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa beberapa penemuan yang mengubah peradaban dunia berasal dari para ilmuwan muslim.Para ilmuwan ini mempunyai kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan merupakan temuan awal sebelum dikembangkan oleh ilmuwan Barat lainnya.


Penemuan-penemuan ilmuwan muslim ini sempat terlupakan oleh masyarakat dunia.Untuk itu sebuah Yayasan Sains, Teknologi dan Peradaban (The Foundation for Science Technology and Civilisation (FSTC) yang berpusat di London Mengadakan pameran untuk memperlihatkan dan menegaskan kepada publik tentang kontribusi peradaban non-barat yang sudah ada 1000 tahun yang lampau.
Apa saja penemuan-penemuan itu?


1. Operasi Bedah
Sekitar tahun 1000, seorang dokter Al Zahrawi mempublikasikan 1500 halaman ensiklopedia berilustrasi tentang operasi bedah yang digunakan di Eropa sebagai referensi medis selama lebih dari 500 tahun. Diantara banyak penemu, Zahrawi yang menggunakan larutan usus kucing menjadi benang jahitan, sebelum menangani operasi kedua untuk memindahkan jahitan pada luka. Dia juga yang dilaporkan melakukan operasi caesar dan menciptakan sepasang alat jepit pembedahan.


2. Kopi
Saat ini warga dunia meminum sajian khas tersebut tetapi, kopi pertama kali dibuat di Yaman pada sekitar abad ke-9. Pada awalnya kopi membantu kaum sufi tetap terjaga ibadah larut malam. Kemudian dibawa ke Kairo oleh sekelompok pelajat yang kemudian kopi disukai oleh seluruh kerajaan. Pada abad ke-13 kopi menyeberang ke Turki, tetapi baru pada abad ke-16 ketika kacang mulai direbus di Eropa, kopi dibawa ke Italia oleh pedagang Venesia.


3. Mesin Terbang
Abbas ibn Firnas adalah orang pertama yang mencoba membuat konstruksi sebuah pesawat terbang dan menerbangkannya. Di abad ke-9 dia mendesain sebuah perangkat sayap dan secara khusus membentuk layaknya kostum burung. Dalam percobaannya yang terkenal di Cordoba Spanyol, Firnas terbang tinggi untuk beberapa saat sebelum kemudian jatuh ke tanah dan mematahkan tulang belakangnya. Desain yang dibuatnya secara tidak terduga menjadi inspirasi bagi seniman Italia Leonardo da Vinci ratusan tahun kemudian.


4. Universitas
Pada tahun 859 seorang putri muda bernama Fatima al-Firhi mendirikan sebuah universitas tingkat pertama di Fez Maroko. Saudara perempuannya Miriam mendirikan mas jid indah secara bersamaan menjadi masjid dan universitas al-Qarawiyyin dan terus beroperasi selama 1.200 tahun kemudian. Hassani mengatakan dia berharap orang akan ingat bahwa belajar adalah inti utama tradisi Islam dan cerita tentang al-Firhi bersaudara akan menginspirasi wanita muslim di mana pun di dunia.


5. Aljabar
Kata aljabar berasal dari judul kitab matematikawan terkenal Persia abad ke-9 ‘Kitab al-Jabr Wal-Mugabala’, yang diterjemahkan ke dalam buku ‘The Book of Reasoning and Balancing’. Membangun akar sistem Yunani dan Hindu, aljabar adalah sistem pemersatu untuk nomor rasional, nomor tidak rasional dan gelombang magnitudo. Matematikawan lainnya Al-Khwarizmi juga yang pertama kali memperkenalkan konsep angka menjadi bilangan yang bisa menjadi kekuatan.


6. Optik
“Banyak kemajuan penting dalam studi optik datang dari dunia muslm,” ujar Hassani. Diantara tahun 1.000 Ibn al-Haitham membuktikan bahwa manusia melihat obyek dar i refleksi cahaya dan masuk ke mata, mengacuhkan teori Euclid dan Ptolemy bahwa cahaya dihasilkan dari dalam mata sendiri. Fisikawan hebat muslim lainnya juga menemukan fenomena pengukuran kamera di mana dijelaskan bagaimana mata gambar dapat terlihat dengan koneksi antara optik dan otak.


7. Musik
Musisi muslim memiliki dampak signifikan di Eropa. Di antara banyak instrumen yang hadir ke Eropa melalui timur tengah adalah lute dan rahab, nenek moyang biola. Skala notasi musik modern juga dikatakan berasal dari alfabet Arab.


8. Sikat Gigi
Menurut Hassani, Nabi Muhammad SAW mempopulerkan penggunaan sikat gigi pertama kali pada tahun 600. Menggunakan ranting pohon Miswak, untuk membersihkan gigi dan menyegarkan napas. Substansi kandungan di dalam Miswak juga digunakan dalam pasta gigi modern.


9. Engkol
Banyak dasar sistem otomatis modern pertama kali berasal dari dunia muslim, termasuk pemutar yang menghubungkan sistem. Dengan mengkonversi gerakan memutar dengan gerakan lurus, pemutar memungkinankan obyek berat terangkat relatif lebih mudah. Teknologi tersebut ditemukan oleh Al-jazari pada abad ke-12, kemudian digunakan dalam penggunaan sepeda hingga kini


10.Al-Fazari, seorang astronom Muslim juga disebut sebagai yang pertama kali menyusun astrolobe.

Al-Fargani atau al-Faragnus, menulis ringkasan ilmu astronomi yang diterjemahkan kedalam bahasa Latin oleh Gerard Cremona dan Johannes Hispalensis.

Muhammad Targai Ulugh-Begh (1393-1449), seorang pangeran Tartar yang merupakan cucu dari Timur Lenk, diberi kekuasaan sebagai raja muda di Turkestan, berhasil mendirikan observatorium yang tidak ada tandingannya dari segi kecanggihan dan ukurannya. Observatorium ini adalah yang terbaik dan paling akurat pada masanya, sehingga menjadikan kota Samarkand sebagai pusat astronomi terkemuka.



Masi banyak lg pakar pakar muslim lain nya ...


Prestasi dan kontribusi para ilmuwan Muslim ini perlu dikenalkan di sekolah-sekolah. Bukan untuk mengecilkan peran ilmuwan lain. Tapi untuk mengungkap kebanaran sejarah sains, bahwa perkembangan sejarah sains tidak meloncat begitu saja dari zaman Yunani ke Barat modern


Melihat sepak terjang ilmuwan muslim pada masa sebelumnya. Generasi muslim sekarang tak perlu minder dengan kemajuan yang dicapai pihak barat. Toh generasi sebelumnya telah meletakkan dasar-dasarnya. Tinggal bagaimana kita sekarang melanjutkannya..Itulah yang menjadi tantangan bagi umat muslim sekarang..


Semoga Bermanfaat


Salam Ukhuwah Fillah


9/30/2019

KEAJAIBAN SHOLAWAT DI ALAM BARZAKH
=================================
Dikisahkan oleh Syekh Syibli bahwa setelah salah seorang tetangganya wafat, ia bermimpi tentangnya, dan dalam mimpi itu ia bertanya kepada tetangganya itu: "Apa yang Allah perbuat terhadapmu?"

Ia menjawab: "Wahai Syekh! Kengerian-kengerian luar biasa yang aku saksikan di dalam Kubur dan aku dibuat sangat menderita karenanya. Aku sampai tidak bisa berkata-kata ketika kulihat Malaikat Munkar wa Nakir.

Aku berkata dalam diriku, "Aduhai celakanya aku! Apakah azab benar-benar telah menghampiriku?".

"Di dunia aku adalah seorang Muslim dan wafat dalam agama Islam, kemudian kedua malaikat itu memintaku menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka dengan keras".

Tiba-tiba muncul seorang lelaki berwajah indah dan beraroma harum dan menempatkan dirinya di antara aku dan kedua Malaikat, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan kedua Malaikat itu dan dengan cara terbaik.

Kemudian aku bertanya kepadanya, "Siapa engkau?" Semoga Allah merahmatimu".

Ia menjawab, "Aku adalah sholawat :

*۞اَللّٰهُـــــمَّ صَلِّ عَلَی سَيِّـــــدِنَا مُحَمَّـــــدٍ وَعَلَی آلِ سَيِّـــــدِنَا مُحَمَّـــــدٍ۞*

"Allohumma Shalli 'Alaa Sayyidina Muhammad Wa 'Alaa Aali Sayyidina Muhammad", yang engkau selalu baca untuk Muhammad dan Keluarga Muhammad".

*"Sesungguhnya aku diperintahkan dan diberi tanggung jawab untuk menolong dan menyelamatkanmu kapanpun engkau butuhkan dan dimanapun'."*

*Dari Al-Imam Abu Abdillah Ja'far ash-Shadiq Ra :*

Jika waktu telah memasuki Hari Kamis malam, maka para malaikat turun dari langit dengan membawa pena yang terbuat dari emas dan juga lembaran-lembaran yang terbuat dari perak.

Mulai Hari Kamis malam itu, hingga terbenamnya matahari di Hari Jum'at, para malaikat tersebut tidak menulis apapun diatas lembaran-lembaran yang terbuat dari perak dan bertintakan emas itu kecuali amalan bacaan shalawat kita kepada Baginda Rasulullah ﷺ.

*[Kitab : Al-Sholawat Miftah Hallil Musykilat, Ali Qazweini, hal : 96]*

*۞اَللّٰهُـــــمَّ صَلِّ عَلَی سَيِّـــــدِنَا مُحَمَّـــــدٍ وَعَلَی آلِ سَيِّـــــدِنَا مُحَمَّـــــدٍ۞*

9/28/2019

HABIB UMAR BIN HAFIDZ DI MATA SYEKH HARIRI (MANUSIA TANPA JANTUNG)

Syeikh Muhammad Hariri beliau adalah Salah satu murid kesayangan Al Habib Muhammad Al Haddar (mertua Alhabib Umar bin Hafidz) beliau terkenal dengan Mahabbah dan kerinduan beliau yang kuat dan dahsyat kepada Baginda Rasulullah ﷺ.
.
Suatu ketika beliau di diagnosis di rumah sakit melalui X-ray (Foto rontegen), sang dokter terkejut setengah mati melihat cetak foto rontegen pada bagian dada Beliau.
Sang dokter bertanya keheranan : "engkau ini manusia atau bukan?"
Sang syeikh bertanya balik : "Kenapa engkau bertanya seperti itu ?" Sambil menggelengkan kepalan, dokter itu bertanya :"Kenapa engkau bisa hidup tanpa jantung ? Dimana jantung mu?".
Syeikh tersenyum pelan Maaf, Jantungku ku titipkan pada kekasihku dimadinah, Sayyidina Muhammad ﷺ".
Syeikh Muhammad Hariri adalah Orang yang sangat mahabbah (cinta) kepada Rasulullah SAW dan begitu alim, beliau hobi mengenakan pakaian serba warna hijau dan mampu melihat Rasulullah SAW baik dalam mimpi bahkan secara dhohir (nyata).
.
Akan tetapi suatu ketika beliau masuk ke Tarim, beliau tidak bisa melihat Rasulullah ﷺ.
Dan ketika beliau keluar dari Tarim (pulang ke asal nya) beliau bertemu Rasulullah ﷺ di dalam mimpinya, beliau menanyakan hal tersebut kepada Rasulullah ﷺ, mengapa ia tidak dapat meliahat Rasul ketika di berada di Tarim ?, dan Rasulullah SAW menjawab : kalau engkau sudah sampai di Tarim, cukup sudah engkau melihat aku, lewat Umar. (Yaitu AL HABIB UMAR BIN HAFIDZ)"

Jadi Benarlah Kata Habib Abdullah Bin Syihab
"Walaupun Aku Tidak Pernah Duduk Di Zaman Al Faqih Moqoddam
Walaupun Aku Tidak Pernah Duduk Di Zaman Imam Haddad
Tetapi Aku Cukup Beruntung Hidup Di Zaman Habib Umar Bin Hafidz"

Masya Allah Beruntunglah Kita Masih Bisa Satu Masa Dengan Habib Umar Bin Hafidz.
Mudah Mudahan Hati Kita Tambah Cinta Pada Kakek Beliau Yakni Rasulullah Saw.
Aamiinn...
Bismillah...
Ekspresi Orang Tua Di Alam Kubur Ketika Di Ziarahi Atau Di Doakan Anaknya

Apa yang terjadi kepada orang tua ketika Anda berziarah ke makam mereka atau ketika Anda mendoakan mereka?

Syaikh Muhammad al-Syanqithi, berkata, “Semoga Allah mengampuni keluarga kita yang telah meninggal dunia dan kaum Muslimin yang telah meninggal dunia. Aku tidak mampu menahan tangis melihat betapa perlunya ahli kubur kepada kita. Aku terkesan dan aku ingin semuanya mengetahui hal ini."

Utsman bin Sawad, ulama Salaf, bercerita tentang ibunya, seorang wanita yang ahli ibadah. Ketika ibunya akan meninggal dunia, ia mengangkat pandangannya ke langit dan berkata: “Wahai tabunganku, wahai simpananku, wahai Tuhan yang selalu menjadi sandaranku alam hidupku dan setelah kematianku, jangan Engkau abaikan diriku ketika mati, jangan biarkan aku kesepian dalam kuburku.” Kemudian ia meninggal dunia.

Aku selalu berziarah ke makamnya setiap hari Jum’at. Aku berdoa untuknya, dan memohonkan ampun baginya dan semua ahli kubur di situ. Pada suatu malam aku bermimpi berjumpa dengan ibuku.

Aku berkata, “Wahai ibuku, bagaimana keadanmu?”
Ia menjawab, “Wahai anakku, sesungguhnya kematian itu adalah kesusahan yang dahsyat. Aku alhamdulillah ada di alam barzakh yang terpuji. Ranjangnya harum, dan bantalnya terdiri tenunan kain sutera.”

Aku berkata, “Apakah Ibu ada keperluan kepadaku?”
Ia menjawab, “Iya. Jangan kamu tinggalkan ziarah yang kamu lakukan kepada kami. Sungguh aku sangat senang dengan kedatanganmu pada hari Jum’at ketika berangkat dari keluargamu. Orang-orang akan berkata kepadaku: “Ini anakmu sudah datang.” Lalu aku merasa senang, dan orang-orang mati yang ada di sekitarku juga senang.”

Basysyar bin Ghalib, Ulama Salaf pula, berkata, “ Aku bermimpi Robiah al-Adawiyah dalam tidurku. Aku memang selalu mendoakannya. Dalam mimpi itu ia berkata kepadaku: “Wahai Basysyar, hadiah-hadiahmu selalu sampai kepada kami di atas piring dari cahaya, ditutupi dengan sapu tangan sutera.”

Aku berkata, “Bagaimana hal itu bisa terjadi?”
Ia menjawab, “Begitulah doa orang-orang yang masih hidup. Apabila mereka mendoakan orang-orang yang sudah mati dan doa itu dikabulkan, maka doa itu diletakkan di atas piring dari cahaya dan ditutupi dengan sapu tangan sutera. Lalu hadiah itu diberikan kepada orang mati yang didoakan itu. Lalu dikatakan kepadanya: “Terimalah, ini hadiah si anu kepadamu.”

Seberapa sering kita berziarah ke makam orang tua, keluarga dan guru kita yang telah meninggal dunia? Seberapa banyak kita mendoakan mereka dalam waktu-waktu kita beribadah? Ziarah dan doa kita sangat penting bagi mereka.

يالله بالتوفيق حتى نفيق ونلحق الفريق

Mudah-mudahan kita mendapat taufiq sehingga kita bisa di golongkan dengan orang-orang sholeh...
Aamiin

Semoga yg berkomentar Aamiin dijauhkan dari segala penyakit, diberi sehat wal'afiat, rezekinya melimpah ruah, dan keluarganya bahagia Dan bisa masuk Surga melalui pintu mana saja. Aamiin ya Rabbal'alamiin..

Semoga bermanfa'at.
#Copas
Keajaiban Shalat Jama'ah

🍀Imam al-Manawi berkata : Di antara hikmah disyariatkan shalat jama’ah adalah :
Tercipta keakraban di antara sesama jama’ah. Oleh karena itu, anjuran utama pelaksanaan shalat jama’ah adalah dimesjid, hal ini dimaksudkan supaya tercipta persatuan sesama tetangga karena berjumpa disetiap waktu shalat.

Supaya orang awam dapat belajar berbagai macam hukum jama’ah dari orang alim, karena status manusia berbeda-beda dalam hal ibadah. Karena shalat dikerjakan secara berjama’ah, maka keberkahan orang yang sempurna ibadah dapat mengalir kepada orang awam.
Banyak hadits-hadits yang menerangkan kelebihan shalat jama’ah, di antaranya :

وقد ورد في فضلها أحاديث كثيرة، منها: الخبر المتفق عليه الآتي، ومنها: ما رواه الطبراني عن أنس: « من مشى إلى صلاة مكتوبة في الجماعة فهي حجة، ومن مشى إلى صلاة تطوع فهي مرة تافلة «

Diriwayatkan dari Imam Tabrani dari Shahabat Anas : “Barang siapa yang berjalan untuk menunaikan shalat fardhu secara berjama’ah, maka shalat tersebut diberi ganjaran sama seperti haji dan barang siapa yang melakukan shalat sunat secara berjama’ah maka ia akan mendapat pahala seperti melakukan umrah sunat” (HR. Tabrani dari Anas).

ومنها: ما رواه الترمذي عن أنس أيضا: « من صلى أربعين يوما في جماعة يدرك الكبيرة الأولى كتب له براهتان: براءة من النار، وبراءة من النفاق ».

Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Shahabat Anas : “Barang siapa yang shalat berjamaah selama 40 hari dan mendapat takbiratul pertama, maka ia dipastikan mendapat 2 kebebasan, yakni kebebasan dari neraka dan kebebasan dari kemunafikan” (HR. Tirmidzi dari Anas).

وفي المنح السنية على الوصية المتبولية للقطب الشعراني ما نصه: وقد كان السلف يعدون فوات صلاة الجماعة مصيبة. وقد وقع أن بعضهم خرج إلى حائط له يعني حديقة نخل فرجع وقد صلی الناس صلاة العصر، فقال: إنا لله، فانني صلاة الجماعة، أشهدكم على أن حائطى على المساكين صدقة.

Dalam kitab al-Minah as-Saniyyah ‘Ala al-Washiyyah al-Matbuliyyah disebutkan : “Ulama salaf menganggap luput shalat jama’ah sebagai musibah. Dahulu kala, ada sekelompok ulama pergi ke kebun kurma. Ketika kembali, mereka mendapati shalat jama’ah ashar sudah selesai dilaksanakan dan mereka tidak sempat mengikutinya. Lalu mereka berkata : “Inna lillahi, sungguh aku telah luput dari shalat jama’ah. Sekarang aku bersaksi kepada kalian semua bahwa kebun kurma milikku aku sedekahkan semuanya kepada orang miskin.””

. وفانت عبد الله بن عمر رضي الله عنهما صلاة العشاء في الجماعة، فصلى تلك الليلة حتى طلع الفجر جبرا لما فاته من صلاة العشاء في الجماعة.

“Suatu ketika, Sayyidina Abdullah bin Umar pernah tertinggal shalat jama’ah isya’, lalu beliau shalat sepanjang malam untuk menebus jama’ah isya’ yang beliau tinggalkan.”

Syeikh Ubaidillah bin Umar al-Qawaririy Rahimahullah berkata : “Selama ini aku tidak pernah meninggalkan shalat jama’ah. Hingga suatu ketika rumahku kedatangan tamu. Karena sibuk melayani tamu yang datang, aku terlambat melakukan shalat jama’ah isya’ di mesjid. Lalu aku bergegas keluar untuk berjama’ah. Ketika tiba di mesjid, ternyata shalat jama’ah telah selesai dikerjakan dan pintu mesjid telah dikunci. Lalu aku kembali kerumah dengan perasaan sedih. Aku teringat sebuah hadits yang menerangkan kelebihan shalat jama’ah, yaitu “Shalat berjama’ah lebih utama 27 derajat daripada shalat sendirian”. Kemudian aku shalat isya’ 27 kali sampai tertidur. Dalam tidur aku bermimpi sedang menunggangi kuda bersama sekelompok kaum. Mereka berada didepanku dan aku memacu kudaku untuk mengejar mereka tetapi tidak berhasil. Lalu aku menoleh kepada salah seorang dari mereka dan dia berkata : “Kamu tidak akan sanggup mengejar kami. Usahamu hanya membuat kudamu kelelahan. Aku menyahut, kenapa wahai saudaraku ? ia menjawab : “Karena kami shalat isya’ secara berjama’ah, sedangkan engkau shalat sendirian. Lalu aku terbangun dan merasakan kesedihan yang luar biasa”.

وقال بعض السلف: ما فاتت أحدا صلاة الجماعة إلا بذنب أصابه.

Sebagian ulama salaf berkata : “Seseorang tidak akan pernah meninggalkan shalat jama’ah kecuali karena suatu dosa yang telah dilakukannya”.

وقد كانوا يعزون أنفسهم سبعة أيام إذا فاتت أحدهم صلاة الجماعة وقيل: ركعة، ويعزون أنفسهم ثلاثة أيام إذا فاتهم التكبيرة الأولى مع الإمام، فاعلم ذلك يا أخي. اه.

Mereka akan berduka selama 7 hari bila luput sekali shalat jama’ah. Dikatakan : Jika luput satu raka’at. Dan berduka selama 3 hari bila tidak sempat mengikuti takbiratul ihram beserta imam. Renungilah nasehat ini wahai saudaraku.(fm)

Diterjemahkan dari kitab I’anatutthalibin Juz 2 Hal 5-6

4/28/2015

SEJARAH BERDIRINYA KEMENTERIAN AGAMA RI

Kalau pada masa penjajahan Belanda urusan agama ditangani berbagai instansi atau kementerian, pada masa kemerdekaan masalah-masalah agama secara resmi diurus satu lembaga yaitu Departemen Agama. Keberadaan Departemen Agama dalam struktur pemerintah Republik Indonesia melalui proses panjang. Sebagai bagian dari pemerintah negara Republik Indonesia; Kementerian Agama didirikan pada 3 Januari 1946. Dasar hukum pendirian ini adalah Penetapan Pemerintah tahun 1946 Nomor I/SD tertanggal 3 Januari 1946.

Apabila pada zaman penjajahan Belanda dan pendudukan Jepang masalah-masalah Agama, terutama Islam, menjadi bagian dari pemerintahan penjajah, maka wajar dan dapat dipahami jika umat Islam pada masa kemerdekaan menuntut adanya lembaga yang secara khusus menangani masalah-masalah agama dalam bentuk Kementerian Agama.


Mohammad Yamin adalah orang yang mula-mula mengusulkan dalam salah satu sidang BPUPKI agar pemerintah Republik Indonesia, di samping mempunyai kementerian pada umumnya, seperti luar negeri, dalam negeri, keuangan, dan sebagainya, membentuk juga beberapa kementerian negara yang khusus. Salah satu kementerian yang diusulkannya ialah Kementerian Islamiyah, yang katanya, memberi jaminan kepada umat Islam (masjid, langgar, surau, wakaf) yang di tanah Indonesia dapat dilihat dan dirasakan artinya dengan kesungguhan hati.


Tetapi meskipun beberapa usulnya tentang susunan negara bisa diterima dan menjadi bagian dan UUD 1945, usulnya tentang ini tidak begitu mendapat sambutan. Mungkin karena ketika ia mengajukan usul ini Jakarta Charter atau Piagam Jakarta dengan tujuh kata bertuah yang merupakan kompromi antara golongan Islam dan kebangsaan telah tercapai. Bukankah ucapan Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya telah mencakup semuanya?


Hanya saja, setelah Proklamasi Kemerdekaan telah diucapkan dan konstitusi harus disahkan dalam rapat yang diadakan pada tanggal 18 Agustus, atas desakan Bung Hatta, PPKI mengganti tujuh kata bertuah itu, dengan Ketuhanan Yang Maha Esa.


Dalam rapat tersebut, Latuharhary, seorang tokoh Kristen dari Maluku, mengusulkan kepada rapat agar masalah-masalah agama diurus Kementerian Pendidikan. Abdul Abbas, seorang wakil Islam dari Lampung, mendukung usul agar urusan agama ditangani Kementerian Pendidikan. Iwa Kusumasumatri, seorang nasionalis dari Jawa Barat, setuju gagasan perlunya Kementerian Agama tetapi karena pemerintah itu sifatnya nasional, agama seharusnya tidak diurus kementerian khusus. Ia sependapat dengan pikiran Latuharhary. Ki Hadjar Dewantoro, tokoh pendidikan Taman Siswa, lebih suka urusan-urusan agama mejadi tugas Kementerian Dalam Negeri. Dengan penolakan beberapa tokoh penting ini, usul Kementerian Agama akhirnya ditolak. Hanya enam dari 27 Anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang setuju didirikannya Kementerian Agama.


Ketika Kabinet Presidential dibentuk di awal bulan September 1945, jabatan Menteri Agama belum diadakan. Demikian halnya, di bulan Nopember, ketika kabinet Presidential digantikan oleh kabinet parlementer, di bawah. Perdana Menteri Sjahrir. Usulan pembentukan Kementerian Agama pertama kali diajukan kepada BP-KNIP (Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat) pada 11 Nopember 1946 oleh K.H. Abudardiri, K.H. Saleh Suaidy, dan M. Sukoso Wirjosaputro, yang semuanya merupakan anggota KNIP dari Karesidenan Banyumas. Usulan ini mendapat dukungan dari Mohammad Natsir, Muwardi, Marzuki Mahdi, dan Kartosudarmo yang semuanya juga merupakan anggota KNIP untuk kemudian memperoleh persetujuan BP-KNIP.


Kelihatannya, usulan tersebut kembali dikemukakan dalam sidang pleno BP-KNIP, 25-28 Nopember 1945 bertempat di Fakultas Kedokteran UI Salemba. Wakil-wakil KNIP Daerah Karesidenan Banyumas dalam pemandangan umum atas keterangan pemerintah kembali mengusulkan, antara lain; Supaya dalam negara Indonesia yang sudah merdeka ini janganlah hendaknya urusan agama hanya disambillalukan dalam tugas Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan atau departemen-departemen lainnya, tetapi hendaknya diurus oleh suatu Kementerian Agama tersendiri.


Usul tersebut mendapat sambutan dan dikuatkan oleh tokoh-tokoh Islam yang hadir dalam sidang KNIP pada waktu itu. Tanpa pemungutan suara, Presiden Soekarno memberi isyarat kepada Wakil Presiden Mohamad Hatta, yang kemudian menyatakan, bahwa adanya Kementerian Agama tersendiri mendapat perhatian pemerintah.


Sebagai realisasi dari janji tersebut, pada 3 Januari 1946 pemerintah mengeluarkan ketetapan NO.1/S.D. yang antara lain berbunyi: Presiden Republik Indonesia, Mengingat: Usul Perdana Menteri dan Badan Pekerja Komite Nasional Pusat, memutuskan: Mengadakan Departemen Agama. Keputusan dan penetapan pemerintah ini dikumandangkan di udara oleh RRI ke seluruh dunia, dan disiarkan oleh pers dalam, dan luar negeri, dengan H. Rasjidi BA sebagai Menteri Agama yang pertama.


Pembentukan Kementerian Agama segera menimbulkan kontroversi di antara berbagai pihak. Kaum Muslimin umumnya memandang bahwa keberadaan Kementerian Agama merupakan suatu keharusan sejarah. Ia merupakan kelanjutan dari instansi yang bernama Shumubu (Kantor Urusan Agama) pada masa pendudukan Jepang, yang mengambil preseden dari Het Kantoor voor Inlandsche Zaken (Kantor untuk Urusan Pribumi  Islam pada masa kolonial Belanda. Bahkan sebagian Muslim melacak eksistensi Kementerian Agama ini lebih jauh lagi, ke masa kerajaan-kerajaan Islam atau kesultanan, yang sebagiannya memang memiliki struktur dan fungsionaris yang menangani urusan-urusan keagamaan.


Tetapi argumen ini dibantah oleh dokumen resmi yang diterbitkan pemerintahan Soekamo. Dalam buku 20 Tahun Indonesia Merdeka, jilid VII, dinyatakan bahwa di zaman kolonial Belanda, soal-soal yang bertalian dengan urusan agama diurus terpencar-pencar dalam beberapa departemen. Sebagai contoh soal urusan haji, perkawinan, pengajaran agama diurus oleh Departement van Binnenland sche Zaken sic, atau Departemen urusan-urusan Dalam Negeri). Soal Mahkamah Islam Tinggi, Raad Agama (peradilan agama) serta penasihat Pengadilan Negeri diurus oleh Departement van justitie dan lain sebagainya.


Kemudian di zaman penjajahan Jepang, urusan agama itu dipegang oleh Shumubu, sebagai bagian dari Gunseikanbu, sedang di daerah-daerah diurus oleh Shumuka sebagai bagian dari pemerintah keresidenan. Oleh karena itu, keberadaan Departemen Agama adalah suatu departemen yang baru, yang tidak ada hubungannya dengan zaman penjajahan, karena ia dilahirkan seiring dengan Proklamasi Rakyat Indonesia menentang penjajahan itu. Ia ditampilkan ke tengah-tengah forum perjuangan oleh rakyat yang berjuang itu sendiri sebagai cermin jiwa dan kehendak aspirasi rakyat terbesar.


Terlepas dari masalah pengaitan eksistensi Kementerian Agama dengan kelembagaan semacamnya yang pemah ada di masa sebelumnya, beberapa pengamat berargumen bahwa pembentukan Kementerian Agama merupakan bagian dari strategi Sjahrir untuk mendapatkan dukungan bagi kabinetnya dari kaum Muslimin. Rosihan Anwar, tokoh sosialis Muslim, misalnya, menyatakan, pandangan ini berdasarkan pada pengakuan Sjahrir bahwa kaum Muslimin merupakan mayoritas penduduk Indonesia, yang secara alamiah wajar memerlukan Kementerian khusus untuk mengelola masalah-masalah keagamaan mereka.


Pada pihak lain, sejumlah pemimpin Indonesia, terutama dari kalangan non-Muslim dan nasionalis, memandang Kementerian Agama merupakan konsesi yang terIalu besar dari Republik yang baru berdiri kepada kaum Muslimin. Mereka khawatir, bahwa Kementerian akan didominasi pejabat-pejabat Muslim dan, dengan demikian, akan lebih memprioritaskan urusan-urusan Islam daripada urusan agama-agama lainnya yang ada di Indonesia. Lebih jauh lagi, di antara mereka ada yang menuduh bahwa Kementerian Agama merupakan langkah pertama kaum Muslimin untuk mewujudkan negara Islam di Indonesia, setelah mereka gagal dalam sidang BPUPKI untuk menjadikan Islam sebagai dasar negara.


Bentuk tipikal oposisi kalangan non Muslim terhadap eksistensi Kementerian Agama dapat terlihat dari pandangan JWM Bakker, pemimpin Katolik yang bermukim di Indonesia. Sebagaimana dikutip Boland (1982:106-7), Bakker menyatakan, bahwa sejak semula Kementerian Agama merupakan kubu Islam dan batu loncatan untuk pembentukan sebuah negara Islam. Dia lebih lanjut menuduh, bahwa pada perkembangan awalnya kementerian ini bersikap defensif, tetapi ketika ia semakin kuat dan sadar akan kekuatannya, ia mulai melancarkan propaganda (Islam) melewati batas-batas yang pernah diduga Sjahrir sendiri; bagian propaganda dari Kementerian Agama menjadi sekuat negara itu sendiri.


Tuduhan ini tentu saja dijawab oleh para pemimpin Islam. Wahid Hasyim, pemimpin NU yang kemudian menjabat Menteri Agama pada 1950-1952 menyatakan, adalah pantas bagi Kementerian Agama untuk memberikan perhatian lebih besar kepada masalah-masalah Islam, karena jumlah penduduk Muslim jauh lebih banyak dibandingkan jumlah kaum non Muslim. Karena itu, ujarnya, tugas-tugas untuk pengelolaan masalah-masalah Islam dan kaum Mushmin tidak sama besarnya dengan penanganan masalah-masalah kaum non-Muslim. Jadi, perbedaan ini tidaklah didasarkan pada diskriminasi agama.


Sumber:
Dikutip dari artikel berjudul "Lintasan Sejarah Agama-Agama Di Indonesia" yang dimuat: sulsel.kemenag.go.id
http://www.suara-islam.com/read/index/11933/Sejarah-Berdirinya-Kementerian-Agama-